Saturday, May 6, 2017

Pemuda Di Pertempuran Singkat

Ia bernama Purno namun saat perkenalan dirinya menyebut Pulno dengan keahlian merubah R menjadi L alias sebutan populernya cadel. Di kampung Purno selalu membuat onar maka mendapat julukan Onal dengan khas cadelnya. Si Onal sering membuat gaduh memanjat pohon mangga tetangga, mengejar ayam peliharaan orang, memaksa kucing untuk memakan makanan yang ia berikan, begitulah keonaran yang Onal lakukan. Sehingga warga kampung terkadang sangat kesal bila anaknya bermain-main dengan si Onal, alasannya takut tertular nakal, bahkan dekat 5 meter pun sudah diberi lampu kuning, peringatan, oleh orang tua masing-masing anak.

Penulis hendak menghadirkan karakter lain pada diri si Onal selain memang dirinya memang tukang bikin onar. Si Onal juga saban sore hari rajin betul menyambangi mushola untuk mengaji, jam  mengaji yang dimulai ba'da ashar, si Onal datang sebelum ashar. Bukan si Onal kalau tidak dengan perilaku khasnya. Si Onal datang sebelum ashar hanya menunggu jam mengaji, kalau adzan dan iqomah tlah terdengar, si Onal hanya duduk di pojokan mushola, tak ikut jamaah sholat Ashar. Memang aneh si Onal ini. Tapi tak apalah ketimbang pas solat jamaah dia bikin onar, batin orang-orang.

Enaknya kalau sepulang solat ashar adalah sandal sudah tertata dengan rapi. Pelakunya yah si Onal lagi si Onal lagi. Aneh memang kelakuannya.

Dilihatnya oleh orang-orang sembari memakai sendal masing-masing bahwa si Onal asik membuka-buka buku iqra'nya. Hanya berkomat-kamit tanpa suara dia membaca iqra'nya. Kadang kalau ketahuan berkomat-kamit malah si Onal beradegan macam dukun-dukun di tv dengan mata dipejamkan lalu tangan diayun-ayunnya ke samping dan ke depan, akhirnya semburan keluar juga dari mulut si Onal. Meskipun semburan tanpa air, adegan terakhir tersebut berhasil membuat orang yang melihatnya ingin melemparkan sendal kepadanya, untung saja mushola itu adalah tulisan "Batas Suci".

Setelah waktu ngaji dimulai seperti biasanya oleh Mas Ali diberi kesempatan untuk para santrinya bertanya. Apapun pertanyaannya, segala macam, umum, bebas, pokoknya akhir kalimat bernada tanya boleh diungkapkan. Mata Mas Ali pertama-tama selalu tertuju pada si Onal karena gemar sangat ia diabsen bertanya pertama.

Pertanyaan Onal hari ini adalah apa toh NKLI itu mas ustad ? kok di tipi-tipi NKLI halga mati.
Mas Ali menjawab NKRI itu Negara Kesatuan Republik Indonesia, harga mati itu maksudnya yah kita harus mempertahankan kesatuan persatuan Indonesia ini.
Oh gitu toh mas ustad jawabnya si Onal sembari matanya melihat ke atas sambil tangannya memegang dagunya, macam orang berpikir serius.
Mas Ali yang sudah hafal dengan gelagat si Onal yang demikian sengaja menunggu, pasti ada pertanyaan tambahan lagi.

Tapi mas ustad, kenapa kok negala kesatuan leruplik indonesia ? gak yang lingkas-lingkas aja gitu lho, negala indonesia atau enggak lepublik indonesia kan udah masyhul (masyhur). Kenapa kok pake kesatuan, emangnya dulu indonesia pelnah jadi dua yah telus jadi satu.
Mas Ali ogah-ogahan menjawab karna bingung juga, mungkin pbaca bisa menjelaskan alasannya kenapa, pokoknya dulu Belanda itu bikin sebutan RIS (Republik Indonesia Serikat) terus sama Pak karno diubah menjadi NKRI. Udah atuh Nal, temen yang lain mau ada yang bertanya tuh, nanti waktunya habis ngeladenin kamu.

Si Onal langsung melotot pada teman-temannya sambil menoleh ke kanan ke belakang kemudian ke kiri ke belakang, pasang muka garang niatnya, lalu nyengir deh seperti biasanya ke Mas Ali.
Saat pertandingan sepak bola pada babak final piala Jaya Wahana Sakti biasa disingkat JWS yang mempertemukan antara Indonesia dengan Malaysia. Si Onal ikut nimbrung nonton bareng di warung, tentunya si Onal tak membeli makanan apapun di warung juga tak duduk di warung, lebih tepatnya di seberang warung. Lumayanlah bisa bersemangatkan Indonesia kalau mendukung tim sepakbola Merah Putih.

Derita nonton di seberang warung ialah kadang hanya melihat kepala atau punggung penonton, yang penting suara masih terdengar, atmosfir Merah Putih membara.
Jengkel juga si Onal kalau melihat punggung orang lama-lama, diserbunya dengan kerikil orang-orang yang ada di warung itu. Kemudian berlarilah si Onal ketika orang-orang sadar bahwa yang menimpuki dengan batu ialah dirinya. Berlari sambil berteriak dengan lantang "INDONESIA" diiringi tepukan tangan dengan tempo cepat sebanyak 2-2-1, begitu terus sampai si Onal berlari jauh.
Orang-orang di warung dan pemilik warung geram dengan keonaran si Onal, mengacung-acungkan tinju mereka berkata diulang-ulang. Nah Si Onal. Nah Si Onal.

NAH SI ONAL.



Mei, 2017

No comments:

Post a Comment