"Saya ingin menjadi presiden, saya ingin membenahi negeri ini !!" seru kang Nono dengan lantang sambil memukul-mukulkan kentongan.
Sangat kreatif kang Nono ini, agaknya ia pernah belajar sedikit tentang alam bawah sadar, mungkin benar. Ia membangunkan orang-orang sahur dengan teriak-teriak kata tersebut berkali-kali agar segera terbangun raga yang masih tertidur didinginnya malam-pagi atau pagi-malam-pagi-buta menjelang waktu subuh, serta pesan yang dibawa oleh kang Nono bisa masuk ke qalbu ke jiwa ke alam bawah sadar orang-orang.
Lelah juga agaknya kang Nono setelah berputar keliling kampung membangunkan orang untuk tidak telat memakan sahur. Hikmah rutin yang didapatkan kang Nono ialah setiap selesai melakukan "serangan-fajar"nya, kantung kresek hitam yang selalu ia bawa sudah mesti terisi makanan buahan sayuran nasian cemilan pokoknya yang bisa dimakan untuk sahur, diberi dengan ikhlas oleh orang kampung yang berterima kasih atas aksinya tersebut.
Lumayanlah hemat biaya makan pas bulan Romadhon, tapi ingat atuh kang Nono jangan dimanfaatin itu bulan Romadhon, jangan seperti orang atas yang bikin program bantu orang bawah eh lah kok ternyata malah cari obyekan buat dirinya sendiri.
Kang Nono tak lupa juga dengan dataran yang dipijaknya, dari hasil "profesinya" memberi semangat membenahi negeri ini sering pula ia makan bersama dengan kawan-kawan se-"profesi"-annya. Kalau hanya dapat kurma 5 keping juga dimakan bersama-sama ditambah minum air putih yang banyak agar awet kenyangnya.
Kang Nono yang mengabdi di kampungnya sebagai garda terdepan keamanan dan kenyamanan kampung, disaat bulan Romadhon kang Nono menyerahkan kepada masing-masing individu yang berpuasa. Toh orang puasa minimalnya bisa nahan hawa nafsu, gak berbuat keonaran. Kecuali si Onal pada cerita sebelumnya yang emang tukang bikin onar.
Taukan maksudnya paragraf di atas ? kang Nono berpuasa sambil bertidur sejak ngobrol-ngobrol setelah subuh hingga adzan duhur terdengar, itu pun kalau terdengar. Singkat cerita kang Nono menghabiskan waktu puasa dengan bobok.
Salah satu yang membuat kang Nono bersemangat adalah ketika ia ditanya tentang pahlawan-pahlawan Indonesia. Terperinci sekali penjelasan kang Nono ini, pahlawan dari Aceh Jawa Kalimantan Sulawesi hingga pahlawan tanpa tanda jasa pun diceritakannya.
Agaknya kang Nono lebih cocok untuk pahlawan yang terakhir ini.
Ketika di masjid-mushola lain semua orang menunggu bukaan puasa hari ini, namun berbeda dengan mushola yang satu ini. Semua orang menunggu kang Nono bercerita tentang pahlawan, ditemani Mas Ali, kang Nono menceritakan dengan cara guyonan dan peragaan-peragaan yang aneh-aneh jadilah tambah betah karena guyonan dobel itu. Lawan main lakon kang Nono adalah si Onal, kalau-kalau ada nama pahlawan yang ada huruf R-nya mesti disuruh kepada si Onal untuk mengulangi, Sudilman Diponegolo Sukalno Ucil Uslok Pak Laden. Sambil nyengir si Onal.
Oke, kembali ke kang Nono. Tak terasa sudah orang-orang menjaga puasanya hingga adzan magrib sembari nonton "wayang-orang-kang-Nono". Karakter kang Nono mengenai kenegaraan agaknya cocok untuk bulan Romadhon, karena ia telah menghadirkan semangat perjuangan, tak hanya perjuangan lapar dan haus, lebih dari itu perjuangan untuk bangsa dan negara harus tetap dilakukan meskipun badanmu lemah badanmu tak cukup tenaga badanmu sedang nyaman dalam dingin, tapi jiwa semangat tetap membara.
***
"Saya ingin menjadi presiden, saya ingin..." orasi kang Nono saat kampanye pilpres.
Mei, 2017.
Sangat kreatif kang Nono ini, agaknya ia pernah belajar sedikit tentang alam bawah sadar, mungkin benar. Ia membangunkan orang-orang sahur dengan teriak-teriak kata tersebut berkali-kali agar segera terbangun raga yang masih tertidur didinginnya malam-pagi atau pagi-malam-pagi-buta menjelang waktu subuh, serta pesan yang dibawa oleh kang Nono bisa masuk ke qalbu ke jiwa ke alam bawah sadar orang-orang.
Lelah juga agaknya kang Nono setelah berputar keliling kampung membangunkan orang untuk tidak telat memakan sahur. Hikmah rutin yang didapatkan kang Nono ialah setiap selesai melakukan "serangan-fajar"nya, kantung kresek hitam yang selalu ia bawa sudah mesti terisi makanan buahan sayuran nasian cemilan pokoknya yang bisa dimakan untuk sahur, diberi dengan ikhlas oleh orang kampung yang berterima kasih atas aksinya tersebut.
Lumayanlah hemat biaya makan pas bulan Romadhon, tapi ingat atuh kang Nono jangan dimanfaatin itu bulan Romadhon, jangan seperti orang atas yang bikin program bantu orang bawah eh lah kok ternyata malah cari obyekan buat dirinya sendiri.
Kang Nono tak lupa juga dengan dataran yang dipijaknya, dari hasil "profesinya" memberi semangat membenahi negeri ini sering pula ia makan bersama dengan kawan-kawan se-"profesi"-annya. Kalau hanya dapat kurma 5 keping juga dimakan bersama-sama ditambah minum air putih yang banyak agar awet kenyangnya.
Kang Nono yang mengabdi di kampungnya sebagai garda terdepan keamanan dan kenyamanan kampung, disaat bulan Romadhon kang Nono menyerahkan kepada masing-masing individu yang berpuasa. Toh orang puasa minimalnya bisa nahan hawa nafsu, gak berbuat keonaran. Kecuali si Onal pada cerita sebelumnya yang emang tukang bikin onar.
Taukan maksudnya paragraf di atas ? kang Nono berpuasa sambil bertidur sejak ngobrol-ngobrol setelah subuh hingga adzan duhur terdengar, itu pun kalau terdengar. Singkat cerita kang Nono menghabiskan waktu puasa dengan bobok.
Salah satu yang membuat kang Nono bersemangat adalah ketika ia ditanya tentang pahlawan-pahlawan Indonesia. Terperinci sekali penjelasan kang Nono ini, pahlawan dari Aceh Jawa Kalimantan Sulawesi hingga pahlawan tanpa tanda jasa pun diceritakannya.
Agaknya kang Nono lebih cocok untuk pahlawan yang terakhir ini.
Ketika di masjid-mushola lain semua orang menunggu bukaan puasa hari ini, namun berbeda dengan mushola yang satu ini. Semua orang menunggu kang Nono bercerita tentang pahlawan, ditemani Mas Ali, kang Nono menceritakan dengan cara guyonan dan peragaan-peragaan yang aneh-aneh jadilah tambah betah karena guyonan dobel itu. Lawan main lakon kang Nono adalah si Onal, kalau-kalau ada nama pahlawan yang ada huruf R-nya mesti disuruh kepada si Onal untuk mengulangi, Sudilman Diponegolo Sukalno Ucil Uslok Pak Laden. Sambil nyengir si Onal.
Oke, kembali ke kang Nono. Tak terasa sudah orang-orang menjaga puasanya hingga adzan magrib sembari nonton "wayang-orang-kang-Nono". Karakter kang Nono mengenai kenegaraan agaknya cocok untuk bulan Romadhon, karena ia telah menghadirkan semangat perjuangan, tak hanya perjuangan lapar dan haus, lebih dari itu perjuangan untuk bangsa dan negara harus tetap dilakukan meskipun badanmu lemah badanmu tak cukup tenaga badanmu sedang nyaman dalam dingin, tapi jiwa semangat tetap membara.
***
"Saya ingin menjadi presiden, saya ingin..." orasi kang Nono saat kampanye pilpres.
Mei, 2017.