Monday, November 2, 2015

Dewiii....

Dewi, ingatkah engkau pada waktu-waktu dulu dewi ??
Sesaat sore hari kita saling kejar di tepi danau taman hidup, tak ada sesiapapun, hanya berdua. Menendang-nendang genangan air untuk kita saling menggoda satu dengan yang lain.

Sesaat matahari seakan membakar langit dari ufuk barat. Kita bergandengan saling menyilangkan jari-jari kita, berjalan menuju dermaga.
Dan ingatkah juga, saat kita saling memberi usulan nama pada dermaga itu dewi ??
Lalu kita sepakat menamai dermaga cinta.



Kita sama-sama duduk berdampingan dengan jari-jari kita masih bersilangan, mahkotamu engkau sandarkan dibahuku, kita berdua duduk sendiri di dermaga cinta danau taman hidup, dewi.
Sesaat bulan hampir sempurna bentuk purnamanya, serta pantulan bias padang rembulan menyinari danau yang kita tuju. Indah sekali dewi, indah sekali :)

Lalu, layaknya gaun sang bidadari, kabut turun tepat diatas danau yang kita pandang berdua, dewi.
Membawa kita dalam suara jantung masing-masing, terasa hening dan sangat sunyi.
Mataku terhuyung, darinya ku duduk kini ambil sikap tuk tidur.

Namun engkau mencoba menghiburku, dirimu membuatku terjaga kembali, melihatmu menari-nari di tengah danau itu, dewi.
Engkau berjalan anggun kesana kemari beralaskan panggung kabut danau taman hidup.
Suaramu pun sangat merdu, selaras iringan suara gamelan dan kawan-kawan.

No comments:

Post a Comment