Saturday, August 2, 2014

Sheila On 7 - Alasanku

Penyanyi : Sheila On 7
Album : Menentukan Arah (2008)
Judul lagu : Alasanku



Aku telah salah...
Ragukan niatmu
Akulah lelaki...
Dengan jiwa bocah
Yang coba dewasa
Yang coba berubah
Mohon dampingilah
Jangan tinggalkan
Hooo...
Tak terbayangkan
Jika kau pergi...

Thursday, July 31, 2014

Satu Kata dan Satu Nama Tersebut Banyak Minggu Ini

Bagaimana kamu bisa bilang "wis ora usah dipikir" ??
Padahal Ku tlah merasakan pukulan keras atas kesalahanku sendiri
Hingga mata ini enggan menutup istirahat
Hingga otak ini enggan berhenti berfikir

Bagaimana kamu bisa bilang "wis ora usah dipikir" ??
Padahal Ku tlah merasakan terjepitnya sesak oleh bodohku sendiri
Hingga jantung ini berdebar hebat
Hingga hati ini resah tercibir

Sunday, July 20, 2014

Malam Minggu Galau

Ku menerjang lebatnya hujan...
Bukan hendak menyakiti diri sendiri,
Tapi hanya untuk 1 tujuan !
Hendak melunturkan sakit ini bersama guyuran hujan.

Ku memacu kencang kendaraan...
Bukan hendak menyakiti diri sendiri,
Tapi hanya untuk 1 tujuan !
Hendak menghempaskan sakit ini bersama hembusan angin.

Ku keluar berjalan larut malam...
Bukan hendak menyakiti diri sendiri,
Tapi hanya untuk 1 tujuan !
Hendak menggantikan  sakit ini bersamaan dengan bergantinya hari.

Tuesday, June 24, 2014

Tanpa Judul

Ya Robb,...
Engkau yang maha besar Ya Robb.
Aku tak meragukan kebesaran-Mu atas sekalian langit dan bumi.

Ya Robb,...
Engkau yang maha berkuasa Ya Robb.
Aku pun tak meragukan kuasa-Mu atas segala makhluk di bumi dan langit.

Ya Robb,...
Engkau mampu menerbitkan matahari dari timur ke barat,
Dan bukan mustahil pula bagi-Mu menerbitkannya dari barat tenggelam ke timur.

Ya Robb,...
Engkau dapat membuat gelombang air laut yang menenangkan.
Tapi Engkau juga dapat mengubahnya menjadi tsunami yang menyapu insan di bumi.

Ya Robb,...
Engkau menjadikan gunung-gunung sebagai hiasan dan pasak-pasak.
Namun Engkau juga berhak tiba-tiba meluberkan lava hanya dengan kun fayakun.

Ya Robb,...
Aku sungguh tak meragukan kuasa-Mu membolak-balikkan hati manusia.
Dan sungguh sangat kecil sekali itu bagi-Mu Ya Allah...
Maka hamba mohon dengan sangat, bolak-balikkanlah hatinya Ya Allah.
Hamba mohon dengan sangat Ya Allah, hamba mohon dengan sangat.

Tuesday, April 8, 2014

aku ialah si Air Keruh (Pengantar)

Air Keruh ...
Mungkin dua kata tersebut pas disematkan kepada diriku.
Air keruh, air kotor yang bila bercampur dengan air bersih maka akan merubah air bersih itu menjadi air keruh pula.

Akulah air keruh, manusia kotor yang bila bercampur dengan manusia-manusia baik, cepat ataupun lambat, sadar maupun tanpa sadar manusia baik tersebut menjadi kotor pula seperti diriku.

Sehingga aku singkirkan diriku dari orang-orang baik sekitarku, menjerit meradang dalam diri. Aku takut bila stok orang-orang baik di muka bumi ini berkurang bila aku tempatkan diriku ditengah-tengah mereka.

Ada sebuah praktis ilmiah menerangkan "bila ada air keruh dalam satu gelas, maka guyur terus menerus dengan air bersih hingga tumpah hingga hilang air keruh itu. Lalu jadilah tertinggal air bersih dalam gelas tersebut."

Akupun takut, bila diriku berada dalam suatu kondisi dimana diriku sudah nyaman, kemudian berganti bertambah terus bertambah orang-orang baik pada kondisi tersebut maka aku akan terbuang tersingkir "terinjak" dan tak punya tempat lagi hanya untuk sekedar berteduh dengan payung yang disebut teman.

Pun juga, seperti berita cerita sekarang. Buat apa mengunjungi tempat wisata air, yang air itu keruh. Sepi sungguh sepi tempat wisata.

Dan begitu pula diriku, buat apa orang-orang yang ku sebut teman (padahal mereka tak menyebutku teman sama sekali)  mendatangiku mengunjungiku bila diriku keruh. Ternoda, bahkan lebih jijik dari nanah, pun bahkan perilakuku seperti karang menorehkan luka.

Sungguh diriku Air Keruh, ku menyingkir sendiri ataupun ku tersingkir oleh kondisi. Tetap, aku menjadi terkucil. Seperti bermain petak umpet, diriku yang jaga diriku pula yang ku cari.

Thursday, March 27, 2014

Lagu Kinanti


ciptaan Sunan Kalijaga

Bismillahi - sun pitutur
Pitutur laku basuki
Ing donya tum'keng delahan
Meng sumungkem mring Ilahi
Harisik laku duraka
Asih tresna mring sasami

Artinya :
   Bismillahi ku mewejang
   Mewejang laku selamat
   Di dunia sampai akherat
   Hanya taat kepada Tuhan
   Kasih sayang kepada sesama insan.

Thursday, February 27, 2014

Eross & Okta - Gie

sampaikanlah pada ibuku
aku pulang terlambat waktu
ku akan menaklukan malam
dengan jalan pikiranku 

sampaikanlah pada bapakku
aku mencari jalan atas semua keresahan2 ini
kegelisahan manusia
rasalah malam yang dingin

tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka teki malam
tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka teki keadilan

berbagi waktu dengan alam
kau akan tahu siapa dirimu yang sebenarnya
hakikat manusia

tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka teki malam
tak pernah berhenti berjuan
pecahkan teka teki keadilan

akan aku telusuri
jalan yang setapak ini
semoga aku temukan jawaban...

Monday, January 27, 2014

Hayatilah Ini...!!

Akankah mentari mundur seketika kembali dari tempat ia terbit.
Bukankah tidak masuk akal bisa manusia dilahirkan tua, lalu tumbuh jadi balita.
Tak engkau pikirkankah masa depan menyerbumu.
Tapi tak sekali-kalipun kau maju bergerak menyambut mereka.
Kau hanya tiarap, dan takut akan masa depan tersebut.

Laluilah jalan kedepan, buatlah jalan yang baru.
Dengan tak pernah lupakan jalan dibelakang yang dipenuhi lumpur sejarah.
Mentarilah yang tunduk akan waktu itu. Sebagaimana waktu tunduk pada Rabb-Nya.
Dataranlah yang menjorok kedalam, bukannya gunung yang tinggi menjulang.
Tetap Allah berada pada puncak yang tertinggi.

Laluilah ingatan dan pikranmu akan masa depan yang samar namun pasti.
Daripada masa lalu yang jelas tapi basi.
Mengertilah masa lalu hanya deretan masa depan.
Masa depan sebelum yang namanya masa lalu itu terjadi.

Thursday, January 23, 2014

Inginku Ke Kampung Kauman

Kota Jogjakarta atau Yogyakarta, mungkin sudah tak asing lagi bagi rakyat Indonesia khususnya. Berbagai tempat wisata dan bermacam wisata alam terhampar di tanah Kraton tersebut. Hingga membuat orang ingin sekali atau dua kali mengunjunginya, bahkan mereka yang telah mengunjunginya ingin kembali dan kembali lagi ke Jogja. Tapi, tak semua orang berkesempatan untuk mengunjungi Jogja dalam waktu dekat, entah itu sibuk entah itu karna biaya, entahlah. Pun juga demikian denganku, ingin sekali ku mengunjungi destinasi wisata yang paling ter- di pulau Jawa itu.

Bukan karna ku ingin ke tempat wisata, bukannya mauku berpelesir alam, tetapi inginnya saya mengunjungi Kampung Kauman, kampung bersejarah pada jamannya. Kampung yang menawarkan saksi bisu perjuangan Islam tempo dulu. Menurut banyak cerita dan kabar disana lahirnyalah seorang ulama sekaligus pahlawan kemerdekaan yaitu, KH Ahmad Dahlan atau dulunya bernama M. Darwis. Pendiri organisasi Muhammadiyah, ormas Islam yang masuk kategori tertua di Indonesia. Meskipun aku bukan seorang anggota ormas Muhammadiyah, tapi entah mengapa sangat inginnya diriku mengunjungimu wahai Kauman. Mungkin bila Allah mengijikan, diriku kan mendatangimu seorang diri wahai Kauman yang bersejarah.

Berikut foto-foto yang saya ambil dari website www.yogyes.com
Masjid Agung
Kampung Kauman
Gapura Kauman
Selain bisa melihat nama-nama pejuang kemerdekaan yang meninggal pada masa perang, anda juga bisa menemui salah satu pejuang yang kini masih hidup. Satu diantaranya adalah H. Dauzan Farook yang tinggal tak jauh dari pintu keluar kampung Kauman. Menurut ceritanya, saat perang kemerdekaan, ia ikut bergerilya bersama Panglima Besar Jendral Sudirman. Beberapa foto bersama sang panglima besar, newsletter pada masa perang kemerdekaan, dan berita-berita dari koran saat itu hingga kini masih disimpannya.
Di rumah Dauzan, anda juga akan mengetahui bahwa sampai kini pun ia masih berjuang. Ia mendirikan sebuah perpustakaan yang dikelola mandiri bernama Perpustakaan Mabulir.

Monday, January 13, 2014

Tua Usang Muda Cemerlang

Usaikanlah sudah perjuanganmu orang-orang tua
Saatnya wariskan kepemimpinan pada anak-anak muda
Waktunya engkau duduk manis minum teh sambil menikmati hari tua
Tibakanlah engkau pada suasana, kejengkelan hanya bisa melihat

Pemberontak sebenarnya berada pada tangan anak muda
Pemberontak dari korupsi, intimidasi, penindasan dan penistaan

Ingatkah engkau Ir Soekarno sebelum masa-masanya yang diktator
Lupakah engkau tentang Soeharto yang membangun "kerajaan" pada hari tua

Mungkin dalam anganmu "anak muda bisa apa ?"
Tapi dalam angan anak muda, "sudah cukup nasihatmu orang tua, saatnya kami anak muda praktekan segala nasihat-nasihatmu"

Kami muak akan kelakuan engkau,
Engkau suka mengkritik tapi tak tahan untuk dikritik
Akhirnya engkau gunakan kekuasaanmu buat kami "tak berkutik"

Engkau para koruptor layaknya sampah,
Sampah yang layak tuk dibuang dan didaur ulang
Sesudah manfaatnya yang singkat habislah sudah

Wednesday, January 8, 2014

Fiksi Ilmiah : Semoga dia Mengerti..!!

Ramai dan riuh anak-anak sekolahan yang hendak makan ataupun yang sudah melahap makanannya di kantin sekolah. Hari itu suasana Surabaya saat itu amat panas sekali, hingga membuat anak-anak di kantin mengayun-ayunkan tangannya hendak meraih angin agar badannya tak kepanasan. Si Budi dan kawan-kawannya juga berpesanlah kepada pemilik kedai hendak memesan mie ayam kesukaannya. Tak menunggu cukup lama, pesanan itu pun diantarkannya kepada si pemesan dan tak menuggu lama pula habislah makanan yang mereka pesan.

Seperti biasanya, mereka tak berniat hendak meninggalkan bangku dulu kemudian masuk kelas. Tapi jiwa cangkrukan mereka ada kerana masih muda-mudalah mereka. Ditengoknya Budi kanan-kiri depan-belakang melihat sekitaran tempat duduk mereka, dan ada suatu saatlah Budi tak menoleh lagi ke sisi yang lain. Budi hanya terpaku dengan seorang manusia yang dianggapnyalah hampir sempurna.

"Hei bud, lihat siapakah engkau bud ?" tanya Alim teman Budi, yang lantas Budi menjawab dan melenggangkan matanya dari tempat asal ia terpaku tadi, "Ah enggak, cuman lihat-lihat orang saja."
"Oh... kalau begitu ayo kita balik ke kelas."
"Oke ayo... " sahut Budi, sambil ia melangkah sesekali Budi mencopet-copet pandang pada sosok perempuan itu.

Dalam hati Budi bertanya-tanyalah ia siapa perempuan itu, dikelas manakah ia tinggal, jurusan mana yang ia pilih di SMK ini. Pertanyaan tersebut selalu teringatnya dalam lamunan sampai hendak ia pulang dan sekolah membubarkan kerumunan siswa yang duduk rapi di kelas. Dan dicobanyalah Budi memandang-mandangi kanan-kiri depan-belakang siapa tau hendak menjumpai wajah yang imut dan pipi yang montok itu lagi. Tapi usaha Budi sia-sia, ditunggunya di depan gerbang si perempuan tadi malah tidak menunjukkan pipi montoknya itu. Walhasil, pulanglah Budi dengan pertanyaan dalam hatinya lagi.

Monday, January 6, 2014

Flash Fiction : Hari Yang Ditunggu

Sebuah surat kabar, memberi sebuah pengkabaran
"Seorang anak angkat mungkin menyimpan banyak penat hingga akhirnya kendat di langit-langit rumah adat."
***
Terungkaplah semua rahasia sebab musabab terbaringnya seorang anak berselimut putih di bawah pusaranya.
Hari sebelum malam kejadian, terlihatnya ceria anak itu entah menunggu apa entah menunggu siapa. Ditengoknya mamak angkat ke kamar Seli pada malam hari, terlihatnya bahwa si Seli belum juga masuk dalam mimpinya.
"Ternyata belum tidurnya engkau hingga larut, Sel ?" tanya Mamak angkatnya Seli.
"Belum mak, entah kenapa jantungku berdetak kencangnya." jawab Seli.
"Kenapalah jantung engkau Seli ? sakitkah engkau ?" bertanyanya dengan gelisah.
"Tidak juga mak, Seli sehat-sehat saja."
"Kalau begitu tidurlah engkau, malamnya sudah larut begini !" perintahnya mamak.
"Baiklah mak." menjawabnya Seli sambil mengangguk.
---
Dilihatnya Seli bangun dengan cerianya, dan berangkatlah ke sekolah dengan senyuman tak seperti biasanya.
Tetapi mukanya pun berubah 360 derajat saatnya pulang. Ditanyanya oleh mamak,"Kau berangkat dengan ceria kau pulang dengan gundah, apalah penyebab kau begini nak ?"
"Sekiranya tidak mengapa mak." jawab Seli dengan wajah menekur kebawah sambil melenggang menuju kamar hingga malam hari.
Dipanggilnya Seli di kamar untuk diajaknya oleh mamak makan malam bersama, tapi tak juga kunjung dibuka pintu itu.
Setelah didobraknya pintu, mamak terkejut mendapati kepala Seli berkalungkan tali tampar terikat di langit-langit rumah.
Kemudian didapatinya sepucuk surat yang berbunyi, "Hari yang kunanti, kejutan yang kuingini, hadiah yang kudambai, pada hari spesial ini tak kunjung ku dapati. Mungkin diriku anak angkat dipandangnya setengah lihat. Aku akhiri saja, tenang menuju ke alam baka."
Berdo'anyalah sang mamak "Wahai anakku engkau tlah tersesat, engkau menuju akhirat, yang surga bakal tak kau dapat, kerana engkau hanya memikirkan kesenangan sesaat."